Tuesday, 25 June 2013

Sampai Ujung Dunia


'Sampai Ujung Dunia', 
Cinta Segitiga Apakah Berujung Bahagia

Cinta bisa saja membuat seseorang merasa bahagia atau sebaliknya. Gambaran cinta anak manusia yang terbentur cinta segitaga terbingkai apik dan inspiratif di film 'Sampai Ujung Dunia' besutan sutradara Monty Tiwa. 

Film produksi Nasi Putih Pictures ini mengetengahkan kisah dua orang sahabat, Gilang (Gading Marten) yang seorang pilot dan Daud (Dwi Sasono) yang seorang pelaut merebutkan hati Annisa (Renata Kusmanto). Selain cerita yang menarik film yang mengambil lokasi syuting di dua negara, Indonesia dan Belanda, secara khusus 'Sampai Ujung Dunia' melibatkan sampai 1000 pemain figuran, diantaranya adalah para taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Merunda dan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia Curug. 

Cerita sendiri berawal dari pertemanan antara Gilang dan Daud yang kemudian secara tidak sengaja bertemu dengan Anisa. Tinggal di asrama yatim-piatu, Anisa bercita-cita keliling dunia, terutama ke negeri yang terkenal akan kincir anginnya, Belanda. Dari latar belakang yang masing-masing berbeda, mereka menjalin persahabatan begitu erat dari kecil, remaja, hingga dewasa.

Seiring berjalannya waktu, tidak terasa mereka beranjak dewasa dan sudah mengerti arti rasa sayang dan cinta. Dua lelaki itu pun sama-sama menaruh hati pada Anisa.

Gilang si anak mama yang berasal dari keluarga mampu membantu Anisa mencari pekerjaan. Berkat ayah Gilang (Roy Marten), Anisa pun mendapatkan pekerjaan. Merasa minder karena berasal dari keluarga miskin, Daud hanya bisa cemburu melihat Gilang bisa memenuhi semua kebutuhan Anisa.

Bermula dari kecemburuan tersebut, persahabatan antara Gilang dan Daud pun mulai retak. Anisa bingung dengan emosinya yang campur aduk melihat keretakan hubungan antara kedua sahabatnya, dan perasaan sayangnya terhadap mereka.

Ia pun akhirnya memberikan satu syarat untuk mempermudahnya memilih siapa yang akan jadi kekasihnya. Siapa yang pertama kali berhasil membawa Anisa ke Belanda dengan uang hasil jerih payah sendiri, maka ia yang akan jadi kekasihnya.

Daud dan Gilang pun berlomba. Setelah lulus dari SMA, Daud melanjutkan pendidikannya di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran di Merunda, dan Gilang melanjutkan pendidikannya di Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia di Curug. Keduanya dengan harapan sama, kelak bisa membawa Anisa ke negeri impiannya.

Sebagai film bertema drama romantis, 'Sampai Ujung Dunia' sangat inspiratif, memancing minat para remaja untuk memilih dan mencintai profesi penerbang dan pelaut. Banyak hal diungkapkan dalam film ini, terutama tentang dinamisnya kehidupan taruna penerbangan dan pelayaran di masa pendidikan. 

Secara keseluruhan film ini mengangkat cerita yang ringan, pemeran yang pas, ending yang cukup susah ditebak, teknik pengambilan gambar yang bagus membuat film dengan alur maju-mundur ini sangat menarik untuk ditonton. Sementara akting dari para pemeran pun sangat natural seolah-olah mereka benar-benar mengalami situasi yang ada di film ini.

Penasaran akan akhir kisah film 'Sampai Ujung Dunia' ini? Temukan jawabannya dipenayangan perdana serentak diseluruh bioskop tanah air,