Wednesday 12 September 2012

Tangisan Setelah Mati

Tangisan Setelah Mati



Dulu aku pernah berkerja di salah satu perusahaan kapal di propinsi jambi. Kebetulan ada dua teman ku yang sama-sama satu kampung dan satu perusahaan dengang ku. Perusaaan tempat aku berkerja ini terbilang lumayan untuk penghasilan sekelas AB (anak buah), aku berkerja sebagai juru masak di salah satu kapal miliki perusaan itu, kapal tempat aku berkerja ini adalah jenis Tug Boat, ya lumayan baguslah , dan perjalannya pun lumayan jauh. Terkadang kami membawa muatan pasir dari Jambi ke Sungai Siak untuk melayani  PT. Indokiat pekan baru Riau. dan terkadang saat mau pulang ke jambi, kapal kami singah dulu di KEPRI (kepulauan Riau) untuk mengambil muatan batu splin di pulau bintan (kijang). Maklum yang namanya perusahaankan tidak mau rugi, jadi pergi bermuatan ,pulang pun bermuatan.

Kapal tempat aku berkerja ini sering membawa muatan batu bara, batu splin dan pasir. Untuk loding di ambang luar aja kami butuh waktu 6 – 7 hari perjalanan, 2 hari di sungai, 2 hari di laut, itu pun kalau tidak nunggu antrian saat memuat ke kapal Super Tanker , dan 2 harinya lagi perjalanan pulang. Kapal kami ini juga terkadang  mengantar  muatan batu bara sampai ke Merak dan Samarinda.
 jika Setiap kapal kami masuk ke jambi aku selalu menyempatkan diri untuk pulang kerumah, Dan aku  pun minta izin pulang sama Kapten terlebih dahulu, selain rindu dengan keluarga , akupun ingin berjumpa dengan teman-teman ku yang sudah lama tak bertemu. kebetulan jarak antara rumah ku dan Dok (Dermaganya) Kapal tempat aku berkerja tidak terlalu jauh, paling sekitar 11-12 menit perjalanan dengan Motor. jika lagi mut aku juga sering mengginap di kapal, Karena aku seorang juru masak, jadi aku mesti Stand Bay setiap hari di kapal, jadi setiap pukul 16 - 17  setelah  semua pekerrjaan ku selesai barulah aku Izin pulang sama perwira dan teman –teman ku yang ada di kapal.

Jadi pernah pada suatu hari, saat kapal ku mau masuk jambi dan sudah melewati alur Muaro Jambi, aku mendapatkan informasih dari sahabat ku yang ada di kampung melalui pesan SMS, bahwa telah terjadi kecelakaan  di jembatan Auduri II, kecelakaan itu menyebabkan pengendaranya meninggal dunia, kata teman ku kejadiannya cukup teragis, otak-otak dan isi perut dari pengendara itu sampai buyar , maklum motor Vs Mobil yang bermuatan kelapa sawit.

Jadi pada hari yang sama tepat pukul 16 , kapal kami sudah merapat di Dok ( Dermaganya).  Karna habis sandar badan ku terasa capek, jadi ku putuskan besok saja pulangnya, setelah habis mandi sore, aku bertemu dengan dua teman ku yang satu kampung, kebetulan mereka satu kapal beda sama aku, dan kapal mereka 4 hari lagi mau berangkat, kami mulailah bercerita layaknya seorang pelaut dengan hidangan ala kadarnya, maklum kapal kami baru masuk, jadi tetangga pada kumpul, tak terasa waktu sudah hampir jam 9 – 10 malam, jadi temanku yang tak bisa ku sebutkan namanya, menyarankan untuk meminjam motor satpam, karna hari pun sudah malam dan aku pun lelah dan besoknya aku kembali berkerja, jadi kuputuskan untuk menginap di kapal saja.

Jadi kesekokan harinya, aku main ke kapal teman ku yang 2 orang tersebut, rupanya mereka tidak masuk, jadi aku dapat informasi bahwa ke 2 orang teman ku itu sakit, jadi jam 5 sore sewaktu aku pulang ke rumah, aku mendapat cerita dari temanku yang lain,  bahwa ketika mereka berdua melintasi jembatan pada waktu malam itu ternyata salah satu dari ban motor mereka bocor, karna rumah mereka masih sangat jauh, jadi mereka putuskan untuk mendorong motornya degan melintasi jalan yang terdekat, dan jalan yang terdekat itu terbilang masih banyak pohon seperi hutan, di situ ada banyak kuburan, dan kuburan itu dekat sekali dengan jalan setapak yang mereka lalui, salah satu dari mereka melihat  jelas sesosok orang dengan pakaian putih di balut dengan kain kafan dan berlumuran darah sedang dunduk sambil menanggis di atas kuburan, jaraknya palingan sekitar 12 langkah dari mereka,dan teman yang satunya hanya mendegarkan tangisannya saja karna dia tak berani melihatnya lebih jauh. Ternyata kuburan yang mereka lewati itu adalah kuburan orang yang meninggal pada waktu kecelakaan tadi pagi di dekat  jembatan Auduri II.

Sejak kejadian itu, ke duanya tak mau lagi pulang larut malam jikalau mau melintasi kuburan tersebut.